Kamis, 18 Juni 2015

Ragam Bahasa Ilmiah

berbagai  ragam bahasa (ilmiah)

 

2.1 Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Bahasa adalah sarana komunikasi. Oleh karena setiap hari manusia melakukan aktifitas komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam. Akibatnya, muncul berbagai ragam bahasa, misalnya ragam bahasa sastra, ragam bahasa berita, ragam bahasa resmi, ragam bahasa santai, bahasa ragam ilmiah, yang masing-masing ragam tersebut  mempunyai kaidah  berbeda yang harus diikuti.

            Dalam berkomunikasi, seseorang perlu memperhatikan keragaman penggunaan bahasa. Keragaman penggunaan bahasa bergantung pada aspek-aspek tertentu. Hal itu sesuai dengan pendapat Sugono (dalam Finoza, 2002:3) yang mengatakan bahwa keragaman bahasa bergantung pada cara berkomunikasi, cara pandang penutur terhadap mitra tutur, dan topik yang dibicarakan atau dituliskan.

            Salah satu ragam  yang terdepan dalam bahasa Indonesia adalah ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah. Bahasa ragam ilmiah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus benar-benar mengikuti kaidah tata bahasa, sehingga ragam bahasa ilmiah disebut juga dengan ragam bahasa baku. Selain itu, ragam bahasa ilmiah harus singkat, padat, jelas, dan logis karena bahasa ragam ilmiah digunakan sebagai sarana  untuk mengungkapkan pola pikir atau gagasan secara ilmiah melalui tulisan sehingga dapat diterima oleh orang lain atau pembaca dengan benar. Dengan demikian,  bahasa Indonesia ragam  ilmiah adalah sarana verbal yang digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran yang bersifat ilmiah sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.



2.2 Ranah Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Bahasa Indonesia ragam ilmiah digunakan dalam penulisan yang  mencakup segala kegiatan yang bersifat ilmiah. Dengan demikian, ranah penggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah mencakup penulisan  berikut.

a.   Laporan  yang berbentuk naskah, seperti: artikel, makalah, laporan hasil penelitian, dan laporan yang berbentuk surat, seperti surat-surat resmi.

b.   Skripsi, tesis, dan disertasi.

c.   Laporan pekerjaan yang berbentuk surat, atau naskah.

d.   Laporan pertanggungjawaban seperti: laporan kegiatan, laporan keuangan, dan laporan pemegang saham.

2.3 Ciri-ciri Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah pada dasarnya ada dua, yaitu ciri umum dan ciri khusus. Ciri umumnya adalah bahasa yang digunakan harus  bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia. Ciri-ciri khususnya adalah: (a) cendekia, (b) lugas dan logis, (c) jelas, (d) ringkas dan padat, (e) formal dan objektif, (f) gagasan sebagai pangkal tolak, (g) penggunaan istilah teknis, dan (h) konsisten. Untuk lebih jelas ikuti uraian berikut.

a. Cendekia

Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.

b. Lugas dan Logis 

Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu  membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.

c. Jelas

Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam pen  ulisan karya ilmiah jelas struktur kalimat dan  maknanya. Hal itu  sangat membantu penulis dalam memaparkan gagasan atau pola pikirnya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna yang dimaksudkan.

d. Padat dan Ringkas

               Padat yang dimaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperlukan. Ciri ringkas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus  singkat, tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan demikian,  pemulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan tertuang dalam kalimat yang ringkas.

e. Formal dan Objektif  

Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga  bahasa Indonesia yang digunakannya harus bahasa Indonesia formal, artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang berlaku dalam situasi formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif, yaitu dapat diukur kebenaranya secara terbuka oleh umum.

f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak

Gagasan  sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus  ditandai dengan upaya penulis untuk menghindari penggunaan kata saya, kami, dan kita  

g. Penggunaan Istilah Teknis

      Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambang, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.

h. Konsisten

  Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.

2.4 Contoh-contoh Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Keseluruhan ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan harus terwujud dalam karya tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Untuk itu, perhatikan contoh-contoh dan ciri-ciri penulisan karya ilmiah berikut. Contoh-contoh berikut disajikan dalam bentuk yang salah sekaligus bentuk yang benar.

a.   Cendekia

      Contoh :

1)   Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.

2)   Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia.



b.   Lugas dan Logis

Contoh:

1) Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.

2)   Kalau pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media penyebaran agama; sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.

3)   Saat terjadi kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.

4)   Saat terjadi kekacauan di pasar, polisi berhasil menangkap pencuri.

c.   Jelas

      Contoh:

1)   Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya dalam sehari-hari.

2)   Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.

3)   Perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima puluh satu. Sedangkan perkara disidangkan berjumlah dua puluh satu.

4)   Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara yang telah disidangkan berjumlah 21 buah.

d.  Padat dan Ringkas

Contoh:

1)   Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.

2)   Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.

e.  Formal dan Objektif

      Contoh:

1)   Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)

2)   Menurut Moeliono (1989),  bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.

3)   Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.

f.    Gagasan sebagai Pangkal Tolak

      Contoh:

1)   Kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting dalam menanamkan moral Pancasila.

2)   Perlu dikatahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.

g.   Penggunaan Istilah Teknis

      Contoh:

1)   Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission untuk diterapkan di industri pangan

2) Hazard Anaylisis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.



h.   Konsisten

     Contoh:

1)         Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.

2)         Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
  
 By. Inho Marchel Gobay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar