berbagai ragam bahasa (ilmiah)
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia
Ragam Ilmiah
Bahasa adalah sarana komunikasi. Oleh
karena setiap hari manusia melakukan aktifitas komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Bahasa adalah alat
komunikasi antaranggota masyarakat. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan
dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam.
Akibatnya, muncul berbagai ragam bahasa, misalnya ragam bahasa sastra, ragam
bahasa berita, ragam bahasa resmi, ragam bahasa santai, bahasa ragam ilmiah,
yang masing-masing ragam tersebut
mempunyai kaidah berbeda yang
harus diikuti.
Dalam berkomunikasi, seseorang perlu
memperhatikan keragaman penggunaan bahasa. Keragaman penggunaan bahasa
bergantung pada aspek-aspek tertentu. Hal itu sesuai dengan pendapat Sugono
(dalam Finoza, 2002:3) yang mengatakan bahwa keragaman bahasa bergantung pada
cara berkomunikasi, cara pandang penutur terhadap mitra tutur, dan topik yang
dibicarakan atau dituliskan.
Salah
satu ragam yang terdepan dalam bahasa
Indonesia adalah ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam
bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah. Bahasa ragam ilmiah
yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus benar-benar mengikuti kaidah
tata bahasa, sehingga ragam bahasa ilmiah disebut juga dengan ragam bahasa
baku. Selain itu, ragam bahasa ilmiah harus singkat, padat, jelas, dan logis
karena bahasa ragam ilmiah digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pola pikir atau gagasan
secara ilmiah melalui tulisan sehingga dapat diterima oleh orang lain atau
pembaca dengan benar. Dengan demikian,
bahasa Indonesia ragam ilmiah
adalah sarana verbal yang digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan
hasil penalaran yang bersifat ilmiah sesuai dengan kaidah tata bahasa
Indonesia.
2.2 Ranah Penggunaan Bahasa
Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah digunakan
dalam penulisan yang mencakup segala
kegiatan yang bersifat ilmiah. Dengan demikian, ranah penggunaan bahasa
Indonesia ragam ilmiah mencakup penulisan
berikut.
a. Laporan yang berbentuk naskah, seperti: artikel,
makalah, laporan hasil penelitian, dan laporan yang berbentuk surat, seperti
surat-surat resmi.
b.
Skripsi, tesis, dan disertasi.
c. Laporan pekerjaan yang berbentuk surat, atau
naskah.
d. Laporan pertanggungjawaban seperti: laporan
kegiatan, laporan keuangan, dan laporan pemegang saham.
2.3
Ciri-ciri Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Ciri-ciri bahasa Indonesia
ragam ilmiah pada dasarnya ada dua, yaitu ciri umum dan ciri khusus. Ciri
umumnya adalah bahasa yang digunakan harus
bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa
Indonesia. Ciri-ciri khususnya adalah: (a) cendekia, (b) lugas dan logis, (c)
jelas, (d) ringkas dan padat, (e) formal dan objektif, (f) gagasan sebagai
pangkal tolak, (g) penggunaan istilah teknis, dan (h) konsisten. Untuk lebih
jelas ikuti uraian berikut.
a. Cendekia
Ciri cendekia yang
dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam
penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan
runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.
b. Lugas dan Logis
Ciri lugas yang dimaksud
adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus
bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah bahasa
Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau
dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu
membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan
membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
c. Jelas
Ciri jelas yang dimaksud
adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam pen ulisan karya ilmiah jelas struktur kalimat
dan maknanya. Hal itu sangat membantu penulis dalam memaparkan
gagasan atau pola pikirnya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna yang
dimaksudkan.
d. Padat dan Ringkas
Padat yang dimaksud adalah
gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur unsur-unsur lain
yang tidak ada hubungannya atau tidak diperlukan. Ciri ringkas yang dimaksud
adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus singkat, tidak menggunakan kata-kata yang
tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan
demikian, pemulisan karya tulis ilmiah
menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan tertuang dalam kalimat yang
ringkas.
e. Formal dan Objektif
Formal yang dimaksud
mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan ilmiah merupakan
komunikasi formal atau resmi sehingga
bahasa Indonesia yang digunakannya harus bahasa Indonesia formal,
artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang berlaku dalam situasi
formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur
kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif,
yaitu dapat diukur kebenaranya secara terbuka oleh umum.
f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah
bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada
gagasan atau pola pikir bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak
terkait dengan objektivitas penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut secara
dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis
secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus ditandai dengan upaya penulis untuk
menghindari penggunaan kata saya, kami, dan kita
g. Penggunaan Istilah
Teknis
Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud
adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus
berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang
dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambang,
dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.
h. Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia
yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai
dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg.
Arti ajeg adalah taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau
unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.
2.4 Contoh-contoh Bahasa
Indonesia Ragam Ilmiah
Keseluruhan ciri bahasa
Indonesia ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan harus terwujud dalam karya
tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Untuk itu, perhatikan contoh-contoh dan
ciri-ciri penulisan karya ilmiah berikut. Contoh-contoh berikut disajikan dalam
bentuk yang salah sekaligus bentuk yang benar.
a. Cendekia
Contoh
:
1) Kemajuan
informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran
nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke
Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
moral bangsa Indonesia.
2) Pergeseran
nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke
Indonesia.
b. Lugas dan Logis
Contoh:
1) Kalau pada
zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai
media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman
budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
2) Kalau pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian
wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media penyebaran agama; sekarang,
kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui
apresiasi.
3) Saat terjadi
kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.
4) Saat terjadi
kekacauan di pasar, polisi berhasil menangkap pencuri.
c. Jelas
Contoh:
1) Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya
pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya dalam sehari-hari.
2) Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat
dari tingkah lakunya sehari-hari.
3) Perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima
puluh satu. Sedangkan perkara
disidangkan berjumlah dua puluh satu.
4) Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah
51 buah, sedangkan perkara yang telah disidangkan berjumlah 21 buah.
d. Padat
dan Ringkas
Contoh:
1) Pendidikan
agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
2) Pendidikan
agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.
e. Formal dan Objektif
Contoh:
1) Menurut
Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
2) Menurut
Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu
lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
3) Moeliono
(1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Contoh:
1) Kita semua tahu
bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting dalam menanamkan moral
Pancasila.
2) Perlu dikatahui
bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral
Pancasila.
g. Penggunaan Istilah Teknis
Contoh:
1) Hazard Analysis
Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan
yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex
Alimentarius Commission untuk diterapkan di industri pangan
2) Hazard Anaylisis Critical Control
Point (HACCP) adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan
pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.
h. Konsisten
Contoh:
1)
Perlucutan senjata di wilayah
Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting adalah
pencabutan embargo senjata.
2)
Perlucutan senjata di wilayah
Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah
pencabutan embargo senjata.
By. Inho Marchel Gobay